KUMPULAN PUISI

Deritaku
Diriku lmah terpaku...
Tatapanku hampa tanpa arah..
Lamunanku terurai tanpa batas...
Sukmaku tecerai berai dihimpit kegalauan...

Berlari mengejar sang bayu...
Menentang alam, memahat sejuta kegelisahan..
Terdengar lirih batin tersiksa...

Kebentangkan gatiku mencoba menjaring bintang
harapkan sinarnya sebab sang bulan tak mau lagi tersenyum
Embun pagi tak lagi menaburi dedaunan yang lama kering...
Matahari enggan menyapa..
yang tersisa hanya kabut selimuti bumi yang kalut..

Jiwaku hampa...
Gelap... Pekat..
Suram tanpa setitik cahaya...

Seketika iblis meretas atma..
meminjam dan mempermainkan ragaku...
Memasuki ruang hatiku yang galau...
Apakah sedihku berakhir...????
Akankah deritaku tak berujung...???

Tuhan....
Kusebut Asma MU...
Perkenankan aku gunakan kekuatan MU...
Lewat lantunan ayat-ayat suci MU..
Basahi jiwaku...
Selimuti hatiku......
Lindungi hidupku...
Dapatkan cinta....
Raih kebahagiaan sejati....

By Oky Monoarfa
Posted by Yoedi at 3:40 PM 0 comments
Labels: Sedih
Tuesday, June 22, 2010Ku Menanti
ku tak tau apa sebab yang terjalin
buatku luluh tak berdaya
terdiam menanti sebuah asa
meminta diriku tuk berdiri
meniti kembali jalan yang telah kulalui

Meski payah
tak tau lagi pa yang mampu sadarkan ku dari mimpi ini
mimpi tentangmu di hati
tersirat senyummu
memercik di kilauan cahaya

bangunkan aku!
bangunkan dari keadaan ini
ada kenyataan yang harus kujalani
ada hati yang telah menanti
menantiku tuk kembali



oleh : D Ridanta
Posted by Yoedi at 7:20 AM 0 comments
Labels: Puisi Rindu
Monday, June 14, 2010AKU HIDUP SEPERTI APA
Malam ini menceritakan penatnya hidupku
Gelap telah mewarnai isi hatiku
Hitam yang sedikit tersebar di relung jiwa
Terkobarkan bendera kematian bagi kebahagiaan……..

Apakah kata ini memenangkannya
Yang mengalahkan kacau balaunya hidup ini
Ataukah aku hanya seperti duri
Yang memberikan luka bagi diriku sendiri

Mata ini merah karena menangis
Memberikan air mata disetiap cerita ini
Yang tampak hanyalah kesedihan di hari ini
Apakah aku bisa memberi pelangi untukku sendiri…….

Awan tak memberi jawab untukku
Walaupun aku ingin ada pelangi di hatiku
Seperti apakah aku saat ini
Apakah aku pantas seperti debu yang tak berwujud……..


Nama : Jumaida Kartini Manullang
Posted by Yoedi at 4:37 PM 0 comments
Labels: puisi hati
Sunday, May 16, 2010Maaf Tak Sampai
Aku termenung dikesunyian
menatap bulan dan bintang
alangkah indahnya malam itu
namun tak seindah hatiku
setelah kau pergi dan berlalu
meninggalkan hatiku yg sedang pilu

dan kini,
ku tak tau dimana dirimu
ketika ku butuhkanmu
engkau pergi tinggalkanku
namun_ketika kau butuh aku
aku pun pergi dari sisimu

baru ku sadari
bahwa ku telah menyakiti
ingin ku ucapkan ma af padamu
namun,ku tak pernah menemukanmu

mungkin kau telah hidup bahagia
dan lupa akan diriku
ku hanya dapat mohon kepada tuhan yg maha tahu
agar ku dapat bertemu kamu

dikirim oleh: Farid Caem
Posted by Yoedi at 5:26 AM 5 comments
Labels: berpisah
Thursday, May 6, 2010Bimbang
Hatiku kian hari kian tak menentu
Bimbang, Sepi karna terus menunggu
Entah sampai kapan ku kan bertahan
Terus kupendam ataukah harus terungkapkan

Walau semua harus kulalui dengan tangisan
Walau semua harus kulalui dengan kesedihan
Walau aku ahrus teteskan air mata
Walau hatiku harus merasa terluka

Tapi ku yakin, di sana masih ada harapan
Harapan tuk gapai kebahagiaan
Ku yakin, masih tersisa sedikit cita
Tuk bisa hidup dan berjalan bersama
Posted by Yoedi at 9:11 AM 0 comments
Labels: Cinta Bersemi
Monday, April 5, 2010Kenangan
Telah lama...
kita saling mengenal dan saling memahami,
saling mengasihi dan saling berbagi cerita,
berbagi rasa dan berbagi canda..

Namun..
kau jatuhkan hatimu padanya..

Tak tau kah kau,
bahwa akulah..
yang lebih perduli dan lebih mengasihimu?

Tapi,
ku kan coba terima semua ini..

pergilah kasih..
raih semua keinginanmu tuk berada di sisinya..
raih semua impianmu..
ku kan biarkan rasa ini berada dalam hatiku..

kan ku obati sakit ne sendiri,
tampa kau disisiku..

>dari ku, yang selalu mengasihimu




Buat Sepasang Mata Tak Dikenal
Juwita,
Kalaulah kegandrungan yang kunyatakan ini menarik perhatianmu
Atau tak berarti apa-apa bagimu
Maafkanlah aku. Namun di matamulah
Dalam lindup bayangannya, suatu petang aku bersandar istirah
Dan sebentar terhantar dalam tidur yang indah.
Dalam ketenangannya kubelai bulan dan bintang-bintang
Kuanyam kapal khayal dari kelopak-kelopak kembang
Dan kubaringkan jiwaku yang lelah di sana
Kuberi minum bibirku yang dahaga
Dan kupuaskan gairah mataku yang mendamba

Juwita,
Waktu kebetulan kita bertemu sebagai dua orang asing yang bertemu
Dukaku pun berjalan juga di jalan itu
Telanjang, tak terselubung
Dengan langkah murung…
Dan engkaulah dukaku itu
Kesedihan dan kegagalan
Kebisuan dan kekecewaan
Mengungkung penyair yang bergulat habis-habisan
Karena puisi, Juwita.. ialah orang asing dinegeriku
Dibunuh kekosongan dan kehampaan.
Jiwaku gemetar ketika aku melihatmu
Aku merasa tiba-tiba seakan sebuah golok mengorek ke dalam darahku
Membersihkan hatiku, mulutku
Meniarapkan aku dengan kening kotor dan tangan meminta
Dalam lindap bayangan matamu yang jelita

Juwita,
Jika tiba-tiba kita bertemu
Jika mataku memandang matamu
Yang anggun, hijau, tenggelam dalam kabut dan hujan
Jika kebetulan pula kita bertemu lagi di jalan
(Dan bukankah hanya nasib kebetulan ini)
Maka akan kucium jalan itu, kucium dua kali (Muhammad Al Fayaturi)
——–

Dialog
Jangan katakan bahwa cintaku
Sebentuk cincin atau gelang
Cintaku ialah pengepungan benteng lawan
Ialah orang-orang nekat dan pemberani
Sambil menyelidik mencari-cari, mereka menuju mati.

Jangan katakan bahwa cintaku
Ialah bulan,
Cintaku bunga api bersemburan. (‘Ali Ahmad Sa’id-Anonis)
——–

“Hatiku telah mampu menerima aneka bentuk dan rupa, ia merupakan padang rumput bagi menjangan, biara bagi para rahib, kuil anjungan berhala, ka‘bah tempat orang bertawaf, batu tulis untuk Taurat, dan mushaf bagi al-Qur’an. Agamaku adalah agama cinta, yang senantiasa kuikuti kemana pun langkahnya; itulah agama dan keimananku” (Ibn Arabi)
——–

Nyanyian Sukma
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari Kahlil Gibran - ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Cinta yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.. (Kahlil Gibran)